Tuesday, November 27, 2012

Bahasa Indonesia - Puisi


Pelajaran Bahasa Indonesia itu menurut gw susah-susah gampang. Tapi kalo ditanya apakah gw suka atau tidak dengan pelajaran tersebut, jawabannya "tidak", walaupun gak seratus persen "tidak" seperti pelajaran Kewarganegaraan atau biasa disebut PKn. Pelajaran Bahasa Indonesia masih ada seru-serunya juga. Terutama kalau gw sudah membuat suatu puisi.

Sewaktu duduk di kelas 1 SMA, gw pernah mendapat tugas Bahasa Indonesia macem-macem yang bikin gw ribet, risi, dan males ngerjain. Dari nyari-nyari artikel di koran, bikin drama, nulis cerpen, sampe ngarang puisi. Itu bener-bener tugas yang paling bikin gw sebel karena selain nguras tenaga (contohnya nyari artikel dan latian drama) disamping itu juga membutuhkan kreativitas! Sedihnya, gw termasuk orang yang gak terlalu kreatif.

Singkat cerita, pada semester satu kelas 1 SMA gw mendapat tugas mengarang puisi. Lebih tepatnya syair atau puisi gw lupa. Pokoknya, bikinnya gak semudah yang lo bayangkan kalo lo orang yang cukup kreatif karena harus mengikuti aturan-aturan menulisnya. Yang gw inget, aturannya itu antara lain setiap bait harus bersajak a-a-a-a atau a-b-a-b, lalu setiap baris maksimal 12 suku kata. Mendadak gw lemes banget ngedenger guru gw ngasih tugas itu. Saat itu gw diem termenung menunggu inspirasi. Tapi untung gak cuma gw aja yang bingung, tapi hampir seisi kelas juga bingung! Hahaha.....

Mendekati bel pulang, tiba-tiba muncul uneg-uneg gw tentang pelajaran Bahasa Indonesia dan sebuah bait muncul dalam pikiran gw:

Tambah pening kepala ini
Mendapat titah dari wanita seksi
Tuk membuat syair seindah pelangi
Mengikuti aturan dan ciri-ciri

Belom sempet gw lanjutin, untunglah bel pulang sudah berbunyi. Di rumah, gw dengan ngantuknya berpikir keras untung menyelesaikan puisi tersebut karena keesokan harinya sudah harus dikumpulkan. Tiba-tiba muncul pikiran untuk meminta bantuan adik gue yang bisa digolongkan orang yang kreatif. Dan betul lah, dengan bantuan adek gw, akhirnya sebuah puisi telah rampung sesuai jalan pikiran dan keinginan gw:

Sebuah Syair Nyata

Sebuah kisah di suatu hari
Ku duduk di luar menyendiri
Matahari cerah menyinari
Kepalaku yang berat ini

Inginku segera pulang
Bermain dan bersenang-senang
Atau uring-uringan di atas ranjang
Sambil menunggu orangtua datang

Mendadak lonceng berbunyi
Penanda istirahat telah usai
Cepat-cepat ku kembali ke kursi
Bersiap menangkap ilmu yang diberi

Duduk termenung, kepala pening
Menikmati lagu-lagu asing
Bermimpi akan segera pulang
Menanti wanita tak kunjung datang

Tambah pening kepala ini
Mendapat titah dari wanita seksi
Tuk membuat syair seindah pelangi
Mengikuti aturan dan ciri-ciri

Sekian menit ku berpikir
Sekian kali ku mondar-mandir
Terasa kepalaku berputar
Seketika pandangan mata memudar

Satu setengah jam kulewati
Mencari setitik inspirasi
Yang tak kunjung menghampiri
Membuat rasa ini ingin mati

Tangan mulai bergetar
Ketika jarum jam terus berputar
Tanganku bergerak tanpa sadar
Mendadak sebuah syair telah kelar

No comments:

Post a Comment